6 Cara Negara Lain Meningkatkan Bauran Energi Terbarukan

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang gencar mengerjakan proyek energi terbarukan. Meski sedang terhambat akibat pandemi COVID-19, berbagai upaya tetap dilakukan. Rupanya, tak hanya Indonesia yang melakukan hal tersebut. Beberapa negara juga sedang berusaha meningkatkan energi terbarukan guna meraih kehidupan di masa depan yang rendah emisi karbon.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Islandia, Costa Rica, Nicaragua, Skotlandia, dan Denmark merangkul energi matahari, angin, dan panas bumi sebagai bauran energi terbarukan mereka. Pertanyaannya, apakah upaya-upaya tersebut bisa diaplikasikan di Indonesia? Berikut penjelasannya!

Amerika Serikat

Pemerintah Amerika Serikat berencana 70% energi di wilayahnya akan disuplai oleh angin dan solar pada tahun 2021. Meski 2 elemen tersebut merupakan bagian kecil dari produksi listrik di negara Paman Sam saat ini, mereka siap memasok 70% dari kapasitas pembangkit listrik baru yang akan dibangun di tahun 2021.

Berdasarkan perhitungan terbaru dari Administrasi Informasi Amerika Serikat, solar akan menjadi energi terbarukan andalan Amerika Serikat yang menyalurkan 39% total energi, kemudian disusul dengan angin sebesar 31%.

Islandia

Jika Amerika Serikat mengandalkan angin dan matahari, Islandia sudah memanfaatkan air dan panas bumi lebih dulu sebagai pembangkit energi terbarukan. Di tengah isu perubahan iklim, hampir 100% listrik yang dikonsumsi negara kecil berpenduduk 330.000 orang ini sudah menggunakan energi terbarukan.

Perpaduan antara kondisi geologi dan lokasi Islandia yang berada di bagian utara, membuat negara ini memiliki akses yang luas untuk menerapkan energi terbarukan. Sungai glasial yang mengalir dari pegunungan ke laut Islandia juga ikut berkontribusi sebagai sumber daya tenaga air negara ini.

Saat ini, 9 dari setiap 10 rumah di Islandia sudah menggunakan heater yang ditenagai langsung oleh energi panas bumi. Oleh karena itu, tidak heran Islandia sering disebut sebagai negara api dan es. Pencapaian sumber daya energi terbarukan Islandia yang berhasil beralih dari bahan bakar fosil menjadi air dan panas bumi ini tentu bisa menjadi inspirasi bagi negara lain yang ingin meningkatkan energi terbarukan mereka.

Costa Rica

Costa Rica yang terlihat kecil rupanya adalah negara yang cukup hebat karena sudah berhasil menghasilkan 95% sumber daya energinya dari tenaga air, panas bumi, matahari, dan angin.

Berkat kondisi geografi dan komitmennya terhadap lingkungan, pemerintah Costa Rica bertujuan membuat negara mereka menjadi negara yang sepenuhnya terbebas dari emisi karbon di tahun 2021. Selama empat tahun terakhir, Costa Rica menggunakan sungai, gunung berapi, angin, dan tenaga surya sebagai sumber daya energi terbarukan mereka. Selain itu, negara ini juga dikabarkan siap untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, mengikuti jejak Islandia.

Nicaragua

Melihat ke 10 tahun lalu, 64% warga Nicaragua harus mengalami kehilangan akses jaringan listrik secara berkala selama 4 hingga 5 jam per hari dan hanya tersedia 25% tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Pada 2012, Nicaragua menyumbang kontribusi tertinggi kelima di dunia—dilihat dari PDB Nicaragua—dalam pengembangan energi terbarukan.

Meski sudah berhasil meningkatkan listrik dari energi terbarukan sejak 2017 lalu, Nicaragua dikabarkan masih mengalami pemadaman listrik selama 12 jam pada 2020. Akibat hal tersebut, pemerintah Nicaragua memasang target 90% energi terbarukan di tahun 2021, dimana sebagian besar listrik akan berasal dari angin, matahari, dan panas bumi.

Skotlandia

Dalam meningkatkan produksi energi terbarukan, Skotlandia membangun ladang angin lepas pantai terbesar di negaranya yang telah dibuka secara resmi oleh Pangeran Charles. Ladang angin bernama The Beatrice Offshore Wind Farm yang terletak sekitar delapan mil (13 km) di lepas pantai Wick ini dikabarkan dapat menghasilkan energi untuk 450.000 rumah.

Ini adalah salah satu sumber energi terbarukan terbesar di Skotlandia. Semua proses pengembangan, konstruksi, dan operasi dipimpin oleh SSE Renewables bersama dengan Mitra Infrastruktur Kopenhagen dan Red Rock Power Limited. Konstruksi mulai dilakukan pada Mei 2016 dan SSE mengatakan pembangunan ini selesai tepat waktu dan berhasil dilakukan di bawah anggaran.

Akhirnya, pada Oktober 2020, pembangkit energi terbarukan ini sudah menghasilkan 98% kebutuhan listrik Skotlandia.

Denmark

Pada 2017 lalu, Denmark berhasil mendapatkan lebih dari setengah kebutuhan listriknya dari energi terbarukan yang berupa tenaga angin dan surya. Ini menjadi rekor dunia karena 43% konsumsi listrik di Denmark berasal dari angin. Angka tersebut merupakan persentase tenaga angin tertinggi yang pernah dicapai di seluruh dunia. Mengikuti jejak Islandia dan Costa Rica, Denmark diketahui menargetkan 100% tenaga listriknya bebas dari bahan bakar fosil pada 2050.

Bagaimana menurut Anda? Apakah cara yang dilakukan negara-negara tersebut bisa diaplikasikan di Indonesia? Jika ya, mari dukung penerapan energi terbarukan bersama SolarKita! Pemasangan panel surya atap di rumah Anda akan dilakukan oleh tenaga profesional dari SolarKita, bahkan hingga ke tahap maintenance. Klik di sini untuk informasi selengkapnya.

Written by Deslita Krissanta Sibuea | 10 Feb 2021