9 Film Dokumenter yang Akan Membuka Pandangan Anda Tentang Lingkungan

Sebagian besar masyarakat mungkin masih menganggap jika film merupakan sarana hiburan semata. Namun, lebih dari itu, sebenarnya film memiliki dampak tersendiri bagi masyarakat, seperti mengedukasi hingga melakukan sebuah aksi. Salah satunya adalah film dokumenter bertema lingkungan. Lewat film-film inilah Anda akan diajak untuk berbuat sesuatu dan membuka pandangan mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini dan bagaimana cara mengatasinya. Berikut ada beberapa film dokumenter lingkungan yang layak untuk Anda tonton bersama teman dan keluarga.

 

Chasing Ice (2012)

Chasing Ice adalah film dokumenter lingkungan yang bisa Anda tonton pertama. Film ini mengisahkan tentang perubahan gletser di beberapa kawasan di dunia yang direkam oleh fotografer National Geographic James Balog. Balog berkeliling Arktik dan Kutub Utara untuk membuat film dokumenter perubahan iklim yang cukup ekstrim di kedua kawasan dingin di dunia tersebut.

Dalam film berdurasi 75 menit ini, Anda tidak hanya disajikan pemandangan dingin es yang begitu menakjubkan. Lebih dari itu, film ini juga memuat pandangan para ahli maupun ilmuwan tentang dampak dari perubahan drastis di Kutub Utara tersebut. Bahkan mereka mengingatkan jika ini terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan “kiamat” pada umat manusia di masa depan.

 

Trashed (2013)

Dalam film ini, Jeremy Irons sebagai aktor kawakan merekam bagaimana dampak konsumerisme di masyarakat modern. Trashed bercerita tentang bagaimana masyarakat modern tidak memiliki solusi mengenai limbah plastik dari pembelian produk sehari-hari. Untuk mendapatkan film dokumenter lingkungan yang apik, Jeremy pun berkeliling dunia dan merekam 11 kota termasuk Jakarta.

Hasil dari perekaman Jeremy tersebut cukup mencengangkan. Dari sanalah kemudian terungkap bahwa setiap tahunnya penduduk dunia menggunakan dan membuang 58 miliar sampah gelas sekali pakai. Termasuk juga kantong plastik dan ditambah lagi miliaran ton sampah rumah tangga, sampah beracun, hingga sampah elektronik. Lewat film ini, Anda akan diajak untuk berpikir bagaimana pentingnya konsep daur ulang sampah.

 

Before The Flood (2016)

Dalam film ini, bintang film kawakan Hollywood Leonardo DiCaprio turut serta ambil bagian menjadi tim kreatifnya. Film berdurasi 96 menit ini mengisahkan tentang perubahan musim yang terjadi di bumi secara mengejutkan, di mana sebagian besar bencana yang ada saat ini disebabkan oleh eksploitasi alam yang tidak ramah dan tidak memikirkan dampak buruk bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Beberapa hal yang menjadi sorotan di film ini adalah tentang kenaikan air laut di Miami, Amerika Serikat, sampai ke Kepulauan Pasifik. Juga diceritakan bagaimana es yang mencair di Greenland dan kerusakan hutan hujan di kawasan Amazon. Melalui ‘Before the Flood’ kita dihimbau untuk memperhatikan isu lingkungan secara serius.

 

Blackfish (2013)

Bumi bukan hanya rumah bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti hewan laut. Kisah hewan laut tersebut diceritakan dalam film ‘Blackfish’, lebih tepatnya mengangkat kisah tentang perjalanan kepunahan paus Orca akibat ulah manusia dengan dalih hiburan maupun edukasi. Scene film dibuka dengan cerita ikan paus yang tidak sengaja membunuh beberapa orang di penangkaran. Dari situlah kemudian cerita berkembang mengenai perlakuan manusia kepada paus secara semena-mena. Hal ini ditunjukkan mulai dari proses mengambilnya di alam liar sampai mempertontonkan ke publik.

Berkat ceritanya yang mengedukasi dan memberikan dampak secara nyata sejak ditayangkan di CNN, banyak figur seperti Ellen Page dan Harry Styles membuat kampanye unik. Salah satunya mengajak masyarakat untuk tidak datang ke Seaworld dan melihat atraksi hewan laut. Sejak saat itulah, Seaworld menyatakan tidak akan lagi mengembangbiakkan paus Orca dan tidak dipertontonkan pada 2019 mendatang.

 

Plastic Ocean (2016)

Hingga saat ini sampah plastik mendominasi sebagai salah satu penyumbang sampah di dunia. Keberadaan sampah plastik inilah yang menjadi bahan perbincangan negara-negara dunia. Mungkin sebagian ada yang berpikiran jika sampah yang mengendap di lautan akan baik-baik saja. Ternyata ini salah besar. Lewat film Plastic Ocean, kita diingatkan bahwa sampah plastik yang mengendap di samudera akan berdampak pada manusia juga.

Film dokumenter ini dibuat dalam kurun waktu empat tahun yang mengambil 20 lokasi perairan berbeda. Plastic Ocean dibuat oleh Craig Lesson, seorang penjelajah dan Tanya Streeter beserta timnya. Selain memaparkan bahaya sampah yang menumpuk di lautan, Anda juga akan disuguhkan pemahaman mengenai beragam solusi yang bisa digunakan dalam mengurangi produksi sampah plastik ini.

 

An Inconvenient Truth (2006)

Film dokumenter lingkungan berikutnya yang bisa Anda tonton adalah ‘An Inconvenient Truth’ yang dibuat pada tahun 2006 lalu. Di film ini diceritakan bagaimana bahaya paling mengerikan dari global warming. Selain itu juga mengulas tentang berapa lama lagi bumi kita mampu bertahan dari ganasnya global warming ini. Anda akan menemukan jawabannya secara mengejutkan, bahkan bahaya tersebut dapat berasal dari hal-hal kecil yang kita lakukan.

Film ini juga hadir pada 2017 lalu yang merupakan sekuel dari film sebelumnya. Cerita yang diangkat kali ini adalah mengenai bagaimana mengatasi perubahan iklim secara drastis dan kemajuannya. Salah satunya adalah upaya Al Gore dalam menyakinkan pemerintah agar merevolusi energi. Puncak dari film ini membawa dampak pada penandatanganan Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015 lalu.

 

Home (2009)

Berbeda dari film-film dokumenter lingkungan lainnya yang lebih menekankan pengambilan pada daratan dan laut, Home mengisahkan cuplikan udara dari 54 negara. Di film ini digambarkan bagaimana sebenarnya permasalahan di bumi saling terkait antara satu dengan lainnya. Di sinilah letak permasalahan utama yang berdampak pada adanya perubahan iklim dan global warming.

Lewat film inilah Anda akan diajak berpikir sejenak dan merenungi apa yang telah kita perbuat untuk bumi yang kita pijak. Film ini juga bisa membuat emosi Anda campur aduk, antara marah sekaligus sedih melihat kondisi alam kita saat ini. Kita pun juga diajari untuk merenungi kepunahan manusia akibat kerusakan alam.

 

The 11th Hour (2007)

Sebelum film Before the Flood dirilis, aktor kawakan Hollywood Leonardo DiCaprio juga turut serta dalam menggarap film dokumenter lingkungan pada tahun 2007 silam. Film tersebut diberi judul The 11th Hour. Jalan ceritanya mengisahkan tentang keadaan lingkungan global serta solusi yang visioner dan praktis untuk menjaga kelestarian alam dan memulihkan ekosistem bumi.

Dalam film ini juga dipaparkan bagaimana akar permasalahan lingkungan di bumi dari sudut pandang para ilmuwan dan narasumber hebat lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengajak berbuat sesuatu agar bisa mengubah dunia jadi lebih baik, mulai dari bersuara, menyebarkan berita dampak kerusakan alam, dan melakukan aksi nyata.

 

Racing Extinction (2015)

Terakhir, film dokumenter lingkungan yang wajib Anda tonton adalah Racing Extinction yang dirilis pada 2015 lalu. Film ini tidak hanya menceritakan tentang global warming saja. Lebih dari itu, film ini juga memberi tahu kita mengenai aspek yang dapat menyebabkan kepunahan manusia. Sisi menarik dari film ini adalah adanya pemaparan jika bumi sudah mengalami masa kepunahan atau kiamat sebanyak lima kali. Dari kepunahan itulah ada satu hal yang selalu terjadi, yakni bertambahnya karbondioksida.

Dengan bertambahnya karbondioksida ini akan merusak lapisan ozon secara perlahan. Di film ini pula para ilmuwan menyebutkan bahwa manusia sudah terlambat untuk mengatasi kondisi bumi saat ini. Namun, yang bisa kita lakukan adalah menunda kepunahan tersebut.

 

Menarik, bukan, film-filmnya? Jadi film dokumenter lingkungan mana yang akan Anda tonton? Setelah menonton film-film tersebut, Anda bisa melakukan hal kecil namun berdampak lebih untuk lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari Anda, seperti menggunakan panel surya.

 

Written by Irfantoni Listiyawan | 13 Jan 2019