ESDM Meluncurkan Program Energi Surya Nusantara untuk Mendorong Penggunaan Panel Surya

Pandemi COVID-19 yang membuat ekonomi Indonesia semakin terpuruk, permintaan energi yang kian menurun, serta banyaknya pengangguran mendorong pemerintah untuk mengeluarkan program yang dapat secara efektif menyelesaikan tiga masalah tersebut. Salah satu program yang dimaksud adalah program Energi Surya Nusantara yang tengah disempurnakan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Pemerintah pun mengucurkan APBN sebesar Rp15 triliun untuk program ini. Bagaimana kejelasan dari program Energi Surya Nusantara ini?

 

Tujuan dan dampak program Energi Surya Nusantara

 

Tujuan utama dari penggagasan program Energi Surya Nusantara adalah untuk mengoptimalkan pemanfaat energi dari sinar matahari serta menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di era pasca pandemi COVID-19. Gagasan ini dicetuskan oleh Institute for Essential Service Reform (IERS) dan telah didukung oleh ESDM. 

 

Pertama, program Energi Surya Nusantara yang ditujukan untuk memasang PLTS atap bagi masyarakat miskin atau penerima subsidi PLN akan semakin mendorong Indonesia untuk melangkah menuju target bauran renewable energy sebanyak 23% di tahun 2025. 

 

Kedua, program Energi Surya Nusantara yang menargetkan pemasangan ratusan ribu panel surya atap di berbagai pelosok Indonesia ini dapat mampu menekan anggaran subsidi listrik sebanyak Rp800 miliar hingga Rp1,3 triliun dengan tarif terkini. 

 

Target vs realita PLTS atap

 

Sebenarnya, sudah ada berapa PLTS atap yang terpasang di Indonesia? Dari data yang diungkap oleh Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), baru ada sekitar 600 rumah tangga di Indonesia yang memasang PLTS atap atau panel surya. Potensi energi surya di Indonesia sendiri sudah mencapai 200 ribu MW, namun baru sekitar 90 MW saja yang terpasang di tahun 2018. 

 

Walaupun memang penggunaan PLTS atap mengalami peningkatan 50% dari 2017, tetap saja dibutuhkan akselerasi pemasangan PLTS atap agar Indonesia bisa aman dari krisis energi di masa mendatang. Inilah yang menjadi salah satu pendorong dicetuskannya program Energi Surya Nusantara. 

 

Program Energi Surya Nusantara menargetkan pemasangan 500-600 ribu PLTS atap on-grid berkapasitas 1,5 kWp - 2 kWp di tahun 2020-2021. Program ini pun dimungkinkan untuk terus dilanjutkan hingga tahun 2025. 

 

Strategi untuk menyempurnakan program Energi Surya Nusantara

 

Dengan program Energi Surya Nusantara yang semakin mendorong masyarakat untuk menggunakan PLTS atap, tentunya pemerintah dan ESDM turut merancang strategi-strategi untuk menambah kapasitas energi surya di Indonesia. 

 

Untuk itu, ESDM menargetkan penambahan kapasitas pembangkit energi surya sebesar 2.089,4 MW. Caranya adalah melalui hubungan kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) demi menurunkan biaya pokok penyediaan listrik, mengembangkan PLTS atap di lahan eks tambang di Bangka Belitung (1.250 MW), Kutai Barat (1.000 MW), dan Kutai Kartanegara (53 MW). 

 

Sementara itu, ESDM juga berencana untuk membangun PLTS terapung di pulau Jawa dan Sumatera, PLTS Cold Storage di klaster ekonomi maritim, serta PLTS Hybrid di wilayah 3T Indonesia Timur. 

 

Mengapa pemerintah memilih panel surya

 

Program Energi Surya Nusantara memanfaatkan PLTS atap atau panel surya karena sejumlah alasan. Pertama yakni karena panel surya terus mengalami penurunan harga hingga 90% dalam 10 tahun terakhir. Kemudian, panel surya merupakan solusi renewable energy yang modular. Artinya, penggunaannya dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Pemasangan panel surya juga sangat mudah dan dapat dilakukan dalam hitungan hari saja. Jadi, tidak akan memberatkan pemerintah dalam hal pemasangan panel surya secara masif di waktu bersamaan. 

 

Alasan terakhir dan yang paling penting adalah kemampuan penggunaan panel surya yang dapat memakmurkan industri di Indonesia. Pemasangan panel surya tidak membutuhkan SDM dengan kemahiran yang kompleks, sehingga program Energi Surya Nusantara layak dijadikan program padat karya. SDM hanya memerlukan pelatihan pelatihan dalam waktu singkat untuk bisa melakukan instalasi panel surya. 

 

Program Energi Surya Nusantara sebagai inovasi pembangkitan ekonomi pasca pandemi

 

Harga panel surya di Indonesia memang masih terbilang di atas harga panel surya di negara-negara lainnya seperti di China. Namun dengan adanya program Energi Surya Nusantara, pemerintah bertujuan untuk mendukung manufaktur panel surya di Indonesia dan menumbuhkan ekonomi di era pasca pandemi. 

 

Dengan membeli modul panel surya dalam jumlah besar, tentu dapat meningkatkan kapasitas produksi panel surya di oleh manufaktur dalam negeri. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan demand, investasi rantai pasok photovoltaic, serta munculnya industri pendukung yang dapat memperkuat industri panel surya di Indonesia sekaligus memperbanyak lapangan pekerjaan. Program Energi Surya Nusantara diprediksi dapat menyerap hingga 22 ribu pekerja dalam setahun, ditambah lagi 10 ribu pekerja tidak langsung.

Written by Nonny Anasih | 11 Jan 2021